Tuesday, November 26, 2013
Wednesday, November 6, 2013
Buku Teorema Pagi
Ini adalah buku Teorema Pagi cetakan ke-2.
Teorema Pagi dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan habis dalam waktu 1,5 bulan.
Cetakan ke-2 ini dicetak pada Maret 2013.
-----
Dari mereka, pembaca pertama Teorema Pagi;
M. AAn Mansyur (@aanmansyur), PenikmatPuisi :
“Puisi Kristo Baskoro adalah rumah yang nampaksederhana. Orang-orang yang melintas di depannya akan sedikit sulit jatuh cintapada pembacaan pertama. Puisi Kristo Baskoro adalah rumah yang menginginkanpembaca datang sebagai tamu, bukan sekadar seorang yang melintas, menoleh, atauberhenti sejenak di depan pagar. Puisi Kristo Baskoro adalah rumah berisiruangan hangat dan nyaman. Di sanalah, di pusat puisinya yang nampak sederhana,Kristo Baskoro menjadi Tuan Rumah yang ramah mengajakmu bercakap perihaldirinya—yang kemudian akan kamu sadari sebagai perihal dirimu sendiri.Begitulah, yang kurasakan ketika datang ke rumah puisi Kristo Baskoro. Padamulanya, aku sekadar seorang tamu. Pada akhirnya, aku merasa seorang tuanrumah.”
***
Connie (@Dear_Connie), Penulis Lepas:
"Teorema Pagi" adalah kumpulanpuisi dan prosa pendek yang bertemakan kesederhanaan, kasih sayang, pengalamanspiritual, dan kehidupan seorang pemuda bernama Kristo. Dituturkan apa adanya,tanpa bahasa berbunga-bunga yang sulit dimengerti oleh awam. Menghangatkan hariyang paling dingin sekali pun, dengan atau tanpa secangkir teh atau kopi dalamgengggaman.
Kristo yang merindu ketika menuliskan buahpemikiran dan perasaannya, Kristo yang saat ini pun masih merindu untuk pulangke rumah.
Saya yakin saat sembuh nanti, Kristo akanmempunyai lebih banyak cerita yang dapat dia tuliskan selama tidurnya. Dan iaakan kembali meneruskan pencariannya terhadap sosok-sosok yang ia rindukan.
Cepat sembuh dan menulislah kembali, KristoBaskoro!
***
DodiPrananda (@pranandadodi), penikmat sastra. Penulis buku puisi ‘Musim MengenangIbu’ :
Bagi saya,kekhasan tulisan-tulisan Kristo (khususnya puisi) terletak pada kemahiranKristo yang dalam kesederhanaan katanya, mampu menyelipkan kekayaan maknanya.Beberapa puisinya, begitu lengkap memotret apa yang menjadi ikhwal keresahanmanusia dalam lanskap kehidupannya masing-masing. Beberapa tulisan lainnya,mengajak kita ‘duduk’ bagai ajakan untuk ngopibersama dengan secangkir puisinya, dan Kristo mengajak kita untuk merenung,merayakan bersama ‘kegelisahan’, bahkan sekadar berkaca lewat apa yang ditawarkannyasebagai pemikiran alternatif. Dan menariknya, terkadang tanpa kita sadari,Kristo menyelesaikannya dengan tiba-tiba, sesudahnya mampu membuat kitaterhenyak.
***
Falla Adinda (@falla_adinda) , penulis bukuHeart Emergency:
“Membaca buku ini membuat saya terbawapergi, terbang dan terhempas jauh ke dalam lukisan kata seorang Kristo. Sebuahcoretan luar biasa indah dari seorang yang luar biasa hebat. Pejuang tersebutmenuliskan keindahan pada banyaknya kumpulan frase indah, semua bersatu. Bukuini seperti teh tarik panas di sore hari, pas; tidak berlebihan dan indah.”
***
Starlian Berliana (@starlian), Kekasih Hujan:
Menemukan sisi lain dari seorang Kristo Baskoro yang biasanyasaya tahu tidak banyak bicara. Ada banyak perihal yang akhirnya bisa sayanikmati darinya. Menjadi bagian dari pembuatan buku ini kehormatan bagi saya.Lekas sembuh Kristo agarbisa berbagi banyak cerita lagitanpa harus saling berdiam. Saya tunggu senyummu hampiri saya nanti.
***
Ari Dagienkz (@dagieknz), Penyiar Radio
Here's what I'm gonna say..
Saya ngga pernah berjumpa seorang KristoBaskoro, kenal pun tidak.
Tapi dari kumpulan tulisan Kristo ini sayasedikit merasa kenal dia.
Sederhana, nyata dan menyentuh, itu yg saya rasadari kumpulan tulisan2 Kristo.
Saya menunggu senyum Kristo disaat ia tau kalaubanyak orang yg juga akan tersenyum membaca bukunya ini.
***
Hilbram Dunar - penulis buku & pekerja dunia hiburan
Puisi-puisi Kristo Baskoro membuat saya terbawa menari dengankata-kata. Tarian yang tidak biasa tapi memiliki arti dalam rasa.
Kalimat yang tersusun memiliki arti yang bisa dinikmati dalam kesederhanaansituasi.
***
Romo Jost Kokoh (@RomoJostKokoh), “WTS” - Writer Trainer Speaker
“O Puncta Simplicitas”.
“…Makanya, balik arah lah.
biar kita bisa saling pandang,
untuk kemudian saling tahu,
untuk kemudian saling mengerti; utuh, seluruh, penuh.
biar matamu menangkap mataku yang sibuk menjelajahijiwamu…”
(Christo)
O puncta simplicitas.
Titik titik kesederhanaan! Itulah yang coba diungkit-rakitnya menjadi satu baris-garisestetis dalam relung larung puisi dan karung marung prosa sederhananya.Otentik, unik dan kadang menggelitik. Ada yang klasik, ada juga yang menarik.Ada kisah yang datang dan pergi. Ada juga kasih yang datang mengilhami, yahkarena kesederhanaannya untuk sepenuh hati “mencatat cerita” dan sepenuh budi“memberi makna” pada setiap perjumpaan kehidupan. Bukankah tepatkata Thomas Carlyle, “jika sebuah buku lahir dari hati, ia berusahamenjangkau banyak hati yang lain juga”, bukan?
Sederhananya, lewat “puncta”, atau semacam titik-titiksederhana yang berangkat dari kontemplasi sederhana inilah, kita tak perlumencari Tuhan jauh-jauh, karena segala sesuatu, bahkan yang biasa dan sederhanaadalah penjelmaan Tuhan yang luar biasa dan istimewa. Baginya, Tuhan bukanhanya untuk dipikirkan tetapi untuk dihayati lewat dunia harian, lewat olahrasa hati dan cita rasa budi sehari-hari, yah budi yang kreatif, yangbenar-benar ber-“budi” sekaligus ber-”budaya”, bukan melulu sebagai budi yangsubstantif apalagi sekedar normatif, bukan?
Yah, setiap hari dan berhari-hari: Ia terus bernyanyiseperti burung, tak perduli siapa yang mendengar, dan apa yang mereka pikirkan,karena baginya hidup adalah juga sebuah pembacaan puisi: kadang romantis,sesekali skeptis. Kadang ironik dan problematik. Kadang ada tawa dan tangis,pesimis dan optimis. Katanya sendiri: “Kamu dan aku seperti pagi dan malam,selalu berkejaran meski terkadang bersisian.” Yah, ia sedang terus menulispuisi dalam hidupnya, di taman bunga masa mudanya karena dia yakin hidup harianitu penuh nuansa dan cerita. Dengan budidaya yang kreatif inilah, jelasbaginya menulis adalah bekerja untuk keabadian, dan idenya bisa jadimenjadi abadi karena mau dibagi. Proficiat KristoBaskoro. ”Scribo ergo sum- Aku menulis maka aku ada.”
Jangan tanggung jangan kepalang,
Bercipta mencipta
Bekerja memuja
Berangan mengawan.
***
Moammar Emka (@moammaremka), Penulis
"Terimakasih,Kristo, telah membawaku ke sebuah negeri kata dengan anyaman yang begitu indah,sederhana dan sarat makna.
Pagi yang kau ceritakan, senja yang kau bingkai,kekasih yang kau peluk, rindu yang kau jaga, hati yang kau pilih dan setiaphuruf yang kau muntahkan, tak ubahnya aku dalam "keakuan" - ku.
-----
Cara Pemesanan :
Email ke teoremapagi@yahoo.co.id
Sebutkan nama, alamat, no HP dan pesanannya
Friday, November 1, 2013
Traumatic Brain Injury - Part 2 - Dr. Robert Kohn, Neurologist
http://www.youtube.com/v/xrkpWQ5hfOo?version=3&autohide=1&autoplay=1&showinfo=1&attribution_tag=tdGhmORDI-b7iIoQt9LGZg&feature=share&autohide=1
Traumatic Brain Injury - Part 1 - Dr. Robert Kohn, Neurologist
http://www.youtube.com/v/u19IksPOyd8?autohide=1&version=3&attribution_tag=nf5-gCN_K711JMJI3KGAzg&showinfo=1&autohide=1&autoplay=1&feature=share
Hampir Satu Tahun
Hampir satu tahun berlalu dari kejadian duka itu.
Hampir satu tahun tubuhnya tidak bisa dia gerakkan.
Hampir satu tahun dia tidak mengeluarkan suara, tidak bicara ataupun tertawa.
Hampir satu tahun dia tidak melakukan aktifitas apa-apa.
Hampir satu tahun juga, kita semua mendaras doa untuk kesembuhannya, dan detik inipun masih mendaras doa yang sama.
Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa waktu tuhan bukanlah waktu manusia.
Yang bisa kita lakukan adalah berserah sepenuhnya.
Astrid
November 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)