Thursday, May 8, 2014

Kristo dan Sakitnya


Kristo.

Kristo terbaring sejak 3 Desember 2012.
Berarti sudah kurang lebih 520 hari.

520 hari terbaring tanpa bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali, tanpa bisa berbicara.

Kristo sedih?

Dia pernah bilang 'rasanya sudah berhenti berharap tentang berlari. berhenti berharap tentang kesembuhan.'

Tapi kristo tetap tegar.
dia tetap ceria.
dia tidak larut dalam putus asa.

Hebat?
buat saya, kakaknya, dia itu hebat.

Saya membayangkan, kalau saja saya yang ada di posisinya saat ini, mungkin saya akan jauh lebih cengeng.
bisa-bisa saya akan banyak murung.

Tapi kristo sama sekali tidak.

Dia ceria, dia tetap pribadi yang sama dengan yang sebelumnya.
meskipun dulu sebelum sakit, mobilitasnya sangat tinggi.
hampir tidak pernah dirumah, sibuk mengikuti kegiatan ini dan itu. seperti tidak mengenal lelah dan bahagia dengan segala kesibukan dan kegiatannya.

Saat ini dia hanya bisa terbaring.
belum bisa bicara namun sudah bisa berkomunikasi melalui huruf dan kode mata.
Semua ingatannya pulih.
bahkan dia bisa mengingat tanggal ulang tahun beberapa teman dekatnya.

Ya, saat ini hanya berkomunikasi dengan matanya.
melihat ke atas untuk "Iya" dan melihat ke bawah untuk "Tidak".

Kami, keluarga sudah bersyukur atas itu.
bagi kami, yang penting kristo tidak kehilangan semangatnya.
dia tidak juga kehilangan cerianya.

Dia tidak kehilangan dirinya, dia tidak kehilangan empatinya, dia tidak kehilangan semua rasa.
bahkan, dia masih sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarganya. kakek, ayah, ibu, kakak-kakak, dan keponakan-keponakannya.
Kristo peduli tentang vitamin yang harus diminum oleh ibunya, tentang operasi mata yang harus dijalani oleh keponakannya dan lain sebagainya.
Dia hanya masih harus berjuang untuk bisa menemukan kembali tenaganya untuk dapat duduk, bangun, berdiri, berjalan dan berlari, serta bicara.

Kristo juga tidak kehilangan teman-temannya.
Masih banyak temannya yang masih peduli, masih suka rela datang untuk menjenguk dia.
Masih ada yang menghiburnya, menceritakan tentang kampus dan segala kegiatan yang terpaksa ditinggalkannya.
Itulah yang menjadi salah satu penguat kristo dan keluarga kami.
Kehadiran teman-temannya adalah salah satu penyemangat hidupnya, yang mampu memberikan dukungan moral dan kasih sayang untuknya.
Teman-temannya ada, datang, dan mengajak bicara, tertawa seperti saat sehat, dan itu bisa membuat kristo bahagia.

Kami masih berharap ada mukjizat tuhan untuk kakinya dan untuk suaranya.

Semoga semesta mengamini, kemudian mengabulkan doa-doa kita, semoga-semoga kita.



Astrid
8 Mei 2014

Tuesday, May 6, 2014

Rhoma Ansah

OKA


 Kristo dikasih hadiah sama teman-temannya.

Semua dialog dalam film pendek ini diambil dari buku Teorema Pagi.
film nya dapat dilihat di sini